Di copy-paste dari:
http://www.jawaban.com/news/health/detail.php?id_news=071023174510
Bulu Ketiak, Dicabut, Dicukur Atau Digunting?
Jangan pernah meremehkan bulu ketiak Anda! Dengan alasan estetika, mode, kenyamanan dan kebersihan, banyak perempuan yang mencabuti atau mencukur habis bulu ketiaknya. Aktivitas mencabut atau mencukur bulu ketiak kedengarannya memang sepele, tapi tahukah Anda, mencabut atau mencukur habis bulu ketiak ternyata memiliki bahaya yang jauh lebih besar pada kesehatan dibandingkan dengan manfaatnya.
Nah, sebelum mengenal lebih jauh mengenai bahayanya, sebaiknya kenali dulu dengan baik manfaat bulu ketiak ini:
Sarat fungsi melindungi
Selain untuk melindungi kulit dari kotoran dan bakteri. Bulu ketiak juga berfungsi untuk melindungi ketiak dari zat racun yang akan masuk dari luar tubuh. Tak hanya itu bulu ketiak berfungsi untuk melindungi organ vital yang berada di dekatnya, yaitu payudara.
Menimbulkan bau tak sedap
Pada ketiak terdapat kelenjar apocrine yang dihasilkan saat Anda berkeringat. Pada perempuan, aktivitas kelenjar ini akan hilang mulai saat memasuki masa menopause. Kelenjar ini mengandung asam lemak jenuh dengan cairan lebih kental dan berminyak. Sebenarnya, cairan yang dihasilkan oleh kelenjar apocrine ini hanya berbau lemak. Tapi karena di setiap helai bulu rambut mengandung bakteri yang berperan dalam proses pembusukan, akibatnya jika tidak dijaga kebersihannya bisa menimbulkan bau badan yang tak sedap.
Sarat bahaya
•· Dengan mencukur bulu ketiak, maka di ketiak akan timbul banyak luka kecil tak kasat mata. Pori-pori di daerah ketiak juga akan membesar. Ini memungkinkan toksin dan zat kimia dari berbagai produk seperti deodoran, bedak, dan krim akan dengan mudah memasuki kulit.
•· Perlu Anda ketahui bahwa daerah lipatan ketiak merupakan tempat berkumpulnya kelenjar getah bening. Kalenjar inilah yang bisa memudahkan transportasi racun dan zat kimia dari luar tubuh ke bagian dalam tubuh, terutama ke payudara. Sehingga tidaklah mengherankan jika mencabut atau mencukur bulu ketiak selalu dihubung-hubungkan dengan kanker payudara. Selain payudara, kemungkinan racun dari luar tubuh juga masuk ke bagian tubuh lainnya seperti paru-paru, jantung, dan otak.
•· Saat mencabut bulu ketiak, tanpa disadari biasanya terjadi luka dan pori-pori membesar. Luka inilah yang memudahkan timbulnya penyakit, seperti radang, bengkak atau bernanah kemudian menjadi infeksi. Kondisi ini berlangsung dalam jangka panjang dan iritasi terjadi terus menerus, bisa menyebabkan mutasi sel. Nah, mutasi sel inilah yang juga memungkinkan terjadinya kanker payudara.
Lebih baik digunting
Menghilangkan bulu ketiak dengan cara apapun seperti waxes juga tidak disarankan karena resiko terjadinya kanker payudara sama besarnya dengan dicabut atau dicukur. Jadi lebih baik dipotong dengan menggunakan gunting kecil atau gunting khusus. Sebab dengan digunting resiko terjadinya luka dan pembesaran pori-pori tidak akan terjadi.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Di copy-paste dari:
http://www.jawaban.com/news/health/detail.php?id_news=070906174513&offx=5
Cukur Bulu Ketiak Rentan Kanker Payudara
Mencukur ketiak hingga licin memang telah menjadi bagian dari trend fashion, dan banyak kalangan perempuan yang memilih cara mencukur bulu ketiak untuk membuat tampilan manis saat mengenakan pakaian tanpa lengan. Namun, penelitian yang dilakukan Anderson Cancer Center di Amerika agaknya bisa mematahkan semangat kaum perempuan untuk tampil dengan ketiak tanpa bulu. Hasil penelitian itu menyebutkan perempuan yang rutin mencukur bulu ketiaknya hingga licin lebih rentan terkena kanker payudara 10 kali lipat dibandingkan dengan perempuan yang membiarkan bulu ketiaknya tumbuh apa adanya.
Adalah Dr Therese Bevers dari Anderson Cancer Center yang menyatakan bahwa mencukur bulu ketiak baik menggunakan lilin (wax) maupun alat lainnya akan menyebabkan banyak terjadi luka yang tak kasat mata. Selain itu, dampak dari pencukuran menyebabkan pori-pori di sekitar daerah itu ikut membesar. "Dengan kondisi kulit pori ketiak yang membesar dan menderita luka ringan memungkinkan terkena toksin dan zat kimia dari berbagai produk yang dioleskan ke ketiak seperti deodoran, bedak atau krim pengharum yang kemudian dengan mudah memasuki kulit," katanya.
Terlebih deodoran antiperspiran yang cairannya disemprotkan ke ketiak maupun dioleskan akan menambah mudahnya toksin masuk ke dalam kulit. Masalahnya, deodoran antiperspiran itu memiliki fungsi untuk mencegah pengeluaran keringat. Toksin yang seharusnya dikeluarkan melalui keringat, akhirnya tertahan dan menumpuk. Toksin yang tertimbun di sekitar payudara itu kemudian menjalar ke ruang terdekat yaitu payudara. Penumpukan toksin yang bertahun-tahun menjadi potensi terciptanya kanker.
Bevers menegaskan, bulu ketiak diciptakan Tuhan untuk melindungi wilayah itu dari zat racun yang hendak masuk dari luar tubuh. Karena di ketiak terdapat kelenjar limfa yang memudahkan transportasi racun, terutama ke payudara dan bagian tubuh lainnya. "Kemungkinan transportasi toksin ke bagian tubuh lain juga ada, sehingga bulu ketiak yang "gundul" juga membuka jalan untuk tumbuhnya kanker di bagian tubuh lain seperti paru-paru, jantung, dan otak, terutama bila perempuan itu memiliki "gen" atau keturunan terhadap kanker," katanya. Ketiak yang gundul juga menjadi tidak sehat bila pemiliknya tergolong malas menjaga kebersihan badannya. Ketiadaan bulu ketiak memungkinkan tumbuhnya bakteri dan kuman, yang kemudian tertimbun di pori-pori. Bila tak dibersihkan secara rutin bisa menimbulkan bisul atau abses.
Melihat hasil penelitian itu, dr Bevers menyimpulkan adanya koreksi antara kanker dengan mencukur bulu ketiak, yang sampelnya diperoleh dari pendataan terhadap wanita di Amerika Serikat dan Eropa selama 10 tahun terakhir. American Cancer Society menyebutkan pada tahun 2002 lalu saja menunjukkan ada sekitar 175.000 kasus baru untuk kanker payudara ganas di Amerika Serikat. Dari jumlah itu, 43.000 kasus diantaranya harus berakhir dengan kematian karena kanker payudara. Lebih jauh Bevers mengemukakan bahwa setiap rambut yang tumbuh pada tubuh manusia memang dapat menjaga organ tubuh vital yang ada di dekatnya. Namun, ironisnya banyak perempuan yang membuang bulu ketiak hanya karena alasan mode padahal di dekat ketiak terdapat organ yang sangat penting untuk dilindungi yaitu payudara.
Menurut Bevers, lelaki terbukti jauh lebih aman terhadap bahaya terkena kanker payudara, sebab kebanyakan lelaki tidak mencukur bulu ketiaknya. Ketika ditanya apakah menghilangkan bulu ketiak dengan cara lain seperti waxing dan mencabutnya juga meningkatkan kerentanan yang sama terhadap kanker. Ia menyebutkan, membuang bulu ketiak dengan mencukurnya tergolong paling berbahaya karena kemungkinan timbulnya luka-luka minor lebih besar. Namun cara lain seperti waxing justru memperbesar pori lebih besar daripada mencukur dengan cara dicabut. Intinya, kegiatan mencukur bulu ketiak bagaimanapun caranya tetap berbahaya. Bevers menyarankan agar perempuan tak perlu mencukur bulu ketiak, karena bahayanya sangat besar dibandingkan manfaatnya.
Sunday, November 25, 2007
Wednesday, November 21, 2007
Prinsip (?)
Aku menapaki hidup,
Bukan merenungi hidup
Aku menjalani hari,
Bukan melewati hari
Aku memupuk asa,
Bukan menerus pasrah
Aku melihat mimpi,
Bukan mencari mimpi
Aku mengejar cita,
Bukan memimpi cita
Aku cukup menangis,
Bukan meratap gagal
Aku meninggalkan sesal,
Bukan membawa sesal
Aku melihat nyata,
Bukan terlelap fana
Aku mengambil butuh,
Bukan dibuai ingin
Aku berhadap jago,
Bukan dioceh muluk
2 – 7/8/07
22.55
Bukan merenungi hidup
Aku menjalani hari,
Bukan melewati hari
Aku memupuk asa,
Bukan menerus pasrah
Aku melihat mimpi,
Bukan mencari mimpi
Aku mengejar cita,
Bukan memimpi cita
Aku cukup menangis,
Bukan meratap gagal
Aku meninggalkan sesal,
Bukan membawa sesal
Aku melihat nyata,
Bukan terlelap fana
Aku mengambil butuh,
Bukan dibuai ingin
Aku berhadap jago,
Bukan dioceh muluk
2 – 7/8/07
22.55
Rasa Syukur
Kita (gw yakin kalo yg baca tulisan ini merupakan orang yg berkecukupan) bisa dibilang mampu, hidup layak, berkecukupan, bisa dibilang punya segala sesuatu yang memungkinkan kita buat hidup di dunia yang 'gampang gampang susah.
Kita sama-sama tau kalo ga semua orang bisa hidup berkecukupan kayak kita, banyak banget orang yang hidupnya susah, mau makan musti ngemis-ngemis, pake baju yang udah kotor banget, bisa dibilang kalo mereka itu hidup di kebalikan dunia kita, mereka hidup di dunia yang 'susah susah gampang'.
Kalo dibandingin, hidup kita jauh lebih enak dibandingin mereka, tapi kita susah banget buat bersyukur. Bukannya bersyukur, kita lebih sering marah-marah, kita lebih sering ngga puas, kita lebih sering ga menghargai hidup, kita sering sok menderita, padahal di luar sana, jutaan orang yang seumuran kita, lebih muda ato lebih tua, hidup lebih menderita, hidup lebih susah, hidup lebih ga layak dari pada kita.
Bukti?
- Setengah dari populasi di dunia, hampir tiga milliar orang, hidup dengan kurang dari dua dollar (kurang lebih Rp 18.000,-) per hari.
Bisa bayangin hal itu? Gw akuin kalo ngebayangin hal itu terjadi sama gw, gw bener-bener ga bisa. Bayangin aja, sekali makan aja (kalo di tempat yang biasa aja) paling ngga kita perlu ngeluarin duit kurang lebih Rp 10.000,- dan kalo kita makan paling ngga dua kali sehari, jadi paling ngga kita perlu Rp 20.000,- buat makan dan itu belum termasuk biaya lain-lain.
Dan apa yang kita lakukan? kita jarang bersyukur dan kadang-kadang, duit seratus perak yang jatoh ke tanah ga kita ambil, makan-makanan super mahal yang porsinya super dikit padahal rasanya ga beda jauh sama yang lebih murah, nghambur-hamburin uang cuman buat baju ato tas ato dompet mahal yang sebenernya bener-bener ga perlu karena di rumah udah ada setumpuk baju di laci.
- Hampir satu milliar orang yang memasuki abad ke 21 ga bisa baca buku ato nulis nama mereka.
Bisa bayangin kalo lu ga bisa baca ato ga bisa nulis nama sendiri? kalo gw bayangin itu, bakal banyak banget orang yang ngerendahin gw, ngga mandang gw, ngetawain gw, kasian sama gw karena gw ga bisa baca ato nulis. Di abad ke 21, semua alat udah canggih, dan komputer merupakan hal yang penting, gimana jadinya kalo kita ga bisa baca ato nulis?
Dan apa yang kita lakukan? Kita jarang banget bersyukur karena kita bisa baca dan nulis, kita nganggep itu hal yang remeh padahal diluar sana jutaan orang pengen bisa baca dan nulis. kita kadang-kadang suka males ke sekolah padahal dari sekolah kita belajar baca dan nulis.
- Jutaan wanita mengunakan waktu beberapa jam sehari untuk mengumpulkan air.
Bisa bayangin kalo dalam beberapa jam sehari, mau ngga mau, harus ngumpulin air karena punya kesulitan air? kalo gw sih bener-bener ga bisa ngebayangin buat ngabisin waktu berjam-jam untuk ngumpulin air karena ngumpulin air bukan hal yang gampang, apalagi di tempat yang bener-bener susah buat dapet air.
Dan apa yang kita lakukan? Kita jarang banget bersyukur bisa dapet air bersih setiap hari, langsung disalurin sama PAM, tanpa perlu ngangkut-ngangkut air lagi, tanpa perlu mikir berapa jam yang diperluin buat ngangkut air. Kadang-kadang, kita malah sering banget ngebuang-buang air bersih buat nyuci tangan lama banget padahal tangan kita ga kotor-kotor banget, kita sering banget ngebuang-buang air pas mandi (bahkan kita mandi bisa hampir 1/2 jam).
- Jutaan orang kelaparan di dunia ini.
Bisa bayangin kalo kita kelaperan? Rasanya pasti nyiksa, ga dapet makan sampe perut melilit-lilit, apalagi kalo ngeliat orang laen lewat di depen kita bawa makanan.
Dan apa yang kita lakukan? Kita jarang banget bersyukur karena bisa dapet makanan yang layak makan dan bisa ngebuat perut kenyang. kadang-kadang kita sering ngeluh kalo makanan itu terlalu dikit, sering ngga mau ngabisin makanan itu padahal makanannya cuman tinggal sesuap, kita ga mau makan karena ga sesuai selera. Masih mending kalo punya penyakit bulimia ato anoreksia.
(masih banyak bukti-bukti lainnya)
Jadi, sebenernya kita itu sama sekali ga pantes buat ngeluh, ngerasa ga puas, ngerasa menderita. Sebaliknya, kita harusnya bersyukur karena punya banyak hal, kita ini special karena kita hidup berkecukupan dan karena kita hidup berkecukupan, paling ngga kita bisa ngebantu mereka yang ga berkecukupan untuk hidup lebih baik lagi, paling ngga ngebantu dengan mulai belajar buat mensyukuri segala sesuatunya.
For more facts about poverty:
http://www.globalissues.org/TradeRelated/Facts.asp
buat 'orang yang tau kalo ini buat dia':
gw ga ngambil ide dr siapapun dan ini murni dari ide sendiri jd klo ada yg sama2, mohon maap!! tq!!
Addition:
Ngeluh merupakan hal yang wajar yg dilakukan oleh manusia tapi apakah ngga malu kalo kita yang bisa dibilang hidup berkecukupan ini ngeluh? Apakah ga lebih pantes kalo kita bersyukur dan bukannya ngeluh? apalagi kalo ngeliat banyaknya orang yang sebenernya lebih pantes ngeluh daripada kita.
Kita sama-sama tau kalo ga semua orang bisa hidup berkecukupan kayak kita, banyak banget orang yang hidupnya susah, mau makan musti ngemis-ngemis, pake baju yang udah kotor banget, bisa dibilang kalo mereka itu hidup di kebalikan dunia kita, mereka hidup di dunia yang 'susah susah gampang'.
Kalo dibandingin, hidup kita jauh lebih enak dibandingin mereka, tapi kita susah banget buat bersyukur. Bukannya bersyukur, kita lebih sering marah-marah, kita lebih sering ngga puas, kita lebih sering ga menghargai hidup, kita sering sok menderita, padahal di luar sana, jutaan orang yang seumuran kita, lebih muda ato lebih tua, hidup lebih menderita, hidup lebih susah, hidup lebih ga layak dari pada kita.
Bukti?
- Setengah dari populasi di dunia, hampir tiga milliar orang, hidup dengan kurang dari dua dollar (kurang lebih Rp 18.000,-) per hari.
Bisa bayangin hal itu? Gw akuin kalo ngebayangin hal itu terjadi sama gw, gw bener-bener ga bisa. Bayangin aja, sekali makan aja (kalo di tempat yang biasa aja) paling ngga kita perlu ngeluarin duit kurang lebih Rp 10.000,- dan kalo kita makan paling ngga dua kali sehari, jadi paling ngga kita perlu Rp 20.000,- buat makan dan itu belum termasuk biaya lain-lain.
Dan apa yang kita lakukan? kita jarang bersyukur dan kadang-kadang, duit seratus perak yang jatoh ke tanah ga kita ambil, makan-makanan super mahal yang porsinya super dikit padahal rasanya ga beda jauh sama yang lebih murah, nghambur-hamburin uang cuman buat baju ato tas ato dompet mahal yang sebenernya bener-bener ga perlu karena di rumah udah ada setumpuk baju di laci.
- Hampir satu milliar orang yang memasuki abad ke 21 ga bisa baca buku ato nulis nama mereka.
Bisa bayangin kalo lu ga bisa baca ato ga bisa nulis nama sendiri? kalo gw bayangin itu, bakal banyak banget orang yang ngerendahin gw, ngga mandang gw, ngetawain gw, kasian sama gw karena gw ga bisa baca ato nulis. Di abad ke 21, semua alat udah canggih, dan komputer merupakan hal yang penting, gimana jadinya kalo kita ga bisa baca ato nulis?
Dan apa yang kita lakukan? Kita jarang banget bersyukur karena kita bisa baca dan nulis, kita nganggep itu hal yang remeh padahal diluar sana jutaan orang pengen bisa baca dan nulis. kita kadang-kadang suka males ke sekolah padahal dari sekolah kita belajar baca dan nulis.
- Jutaan wanita mengunakan waktu beberapa jam sehari untuk mengumpulkan air.
Bisa bayangin kalo dalam beberapa jam sehari, mau ngga mau, harus ngumpulin air karena punya kesulitan air? kalo gw sih bener-bener ga bisa ngebayangin buat ngabisin waktu berjam-jam untuk ngumpulin air karena ngumpulin air bukan hal yang gampang, apalagi di tempat yang bener-bener susah buat dapet air.
Dan apa yang kita lakukan? Kita jarang banget bersyukur bisa dapet air bersih setiap hari, langsung disalurin sama PAM, tanpa perlu ngangkut-ngangkut air lagi, tanpa perlu mikir berapa jam yang diperluin buat ngangkut air. Kadang-kadang, kita malah sering banget ngebuang-buang air bersih buat nyuci tangan lama banget padahal tangan kita ga kotor-kotor banget, kita sering banget ngebuang-buang air pas mandi (bahkan kita mandi bisa hampir 1/2 jam).
- Jutaan orang kelaparan di dunia ini.
Bisa bayangin kalo kita kelaperan? Rasanya pasti nyiksa, ga dapet makan sampe perut melilit-lilit, apalagi kalo ngeliat orang laen lewat di depen kita bawa makanan.
Dan apa yang kita lakukan? Kita jarang banget bersyukur karena bisa dapet makanan yang layak makan dan bisa ngebuat perut kenyang. kadang-kadang kita sering ngeluh kalo makanan itu terlalu dikit, sering ngga mau ngabisin makanan itu padahal makanannya cuman tinggal sesuap, kita ga mau makan karena ga sesuai selera. Masih mending kalo punya penyakit bulimia ato anoreksia.
(masih banyak bukti-bukti lainnya)
Jadi, sebenernya kita itu sama sekali ga pantes buat ngeluh, ngerasa ga puas, ngerasa menderita. Sebaliknya, kita harusnya bersyukur karena punya banyak hal, kita ini special karena kita hidup berkecukupan dan karena kita hidup berkecukupan, paling ngga kita bisa ngebantu mereka yang ga berkecukupan untuk hidup lebih baik lagi, paling ngga ngebantu dengan mulai belajar buat mensyukuri segala sesuatunya.
For more facts about poverty:
http://www.globalissues.org/TradeRelated/Facts.asp
buat 'orang yang tau kalo ini buat dia':
gw ga ngambil ide dr siapapun dan ini murni dari ide sendiri jd klo ada yg sama2, mohon maap!! tq!!
Addition:
Ngeluh merupakan hal yang wajar yg dilakukan oleh manusia tapi apakah ngga malu kalo kita yang bisa dibilang hidup berkecukupan ini ngeluh? Apakah ga lebih pantes kalo kita bersyukur dan bukannya ngeluh? apalagi kalo ngeliat banyaknya orang yang sebenernya lebih pantes ngeluh daripada kita.
Secret
What a secret is when no one's keeping it and everybody knows it.
Keep the mouth close, keep the tongue still.
Don't say anything that mustn’t be spoken.
Keep it close, keep it safe.
There isn't one to believe when one has been scatter it.
5 – 24/8/07
18.22
Keep the mouth close, keep the tongue still.
Don't say anything that mustn’t be spoken.
Keep it close, keep it safe.
There isn't one to believe when one has been scatter it.
5 – 24/8/07
18.22
Silence
Kadang-kadang, ada waktu dimana kita perlu ngomong banyak banget, entah buat menghasut orang biar dia mau setuju sama pendapat kita, buat ngeluarin argumen-argumen kita, buat ngeluarin pendapat-pendapat kita yang ada di otak kita tapi kadang-kadang, semua kata-kata harus dihapus dan cukup disimpen dalam hati.
Pada saat-saat tertentu, kata-kata yang keluar dari mulut kita malah bakal terdengar non sense, ga ada gunanya, kekanak-kanakan, kelihatan goblok, dan penuh kebohongan.
Misalnya aja pas orang yang udah sekarat mau mati dan disampingnya ada orang yang paling di sayang dan orang itu malah nangis kenceng-kenceng dan ngomong kalo semuanya will be alright padahal ga ada yg bakal jd alright, omongan org itu bakal terasa bener-bener ngebual n cuma ngebuat harapan kosong aja yang semua org tau klo itu ngga mungkin, dan ngebuat orang yg sekarat malah makin susah n yg terjadi bukannya temennya yg nenangin org sekarat tp malah sebaliknya.
Trus pas seseorang lg marah besar ato habis ngelakuin sesuatu yg salah ato lg kecewa berat, beberapa orang yg lg kayak begitu bakal ngomel-ngomel ga jelas, nyalah2in diri sendiri ato orang disekitar dia sampe bikin orang laen yg denger jadi kesel sama dia padahal masih banyak yg bisa dilakuin dr pd ngomel-ngomel ga jelas.
Jadi, sebaiknya, dr pada ngelakuin hal-hal yang kayak gitu, ngeluarin beribu kata buat menyingkir dari masalah yang ada, kenapa kita ga mundur selangkah, hening buat sesaat, ngerenungin diri sendiri dalam keadaan tenang, ga ada suara sama sekali kecuali suara hati dan pikiran kita sendiri?
Dengan begitu, semua yang ada bisa direnungin dan dihayati juga lebih dipahami/dimengerti, bukannya dihindari/dijauhi karna diri kita ngerasa ga siap dengan semua hal itu.
Some people say, "Silence is gold."
Pada saat-saat tertentu, kata-kata yang keluar dari mulut kita malah bakal terdengar non sense, ga ada gunanya, kekanak-kanakan, kelihatan goblok, dan penuh kebohongan.
Misalnya aja pas orang yang udah sekarat mau mati dan disampingnya ada orang yang paling di sayang dan orang itu malah nangis kenceng-kenceng dan ngomong kalo semuanya will be alright padahal ga ada yg bakal jd alright, omongan org itu bakal terasa bener-bener ngebual n cuma ngebuat harapan kosong aja yang semua org tau klo itu ngga mungkin, dan ngebuat orang yg sekarat malah makin susah n yg terjadi bukannya temennya yg nenangin org sekarat tp malah sebaliknya.
Trus pas seseorang lg marah besar ato habis ngelakuin sesuatu yg salah ato lg kecewa berat, beberapa orang yg lg kayak begitu bakal ngomel-ngomel ga jelas, nyalah2in diri sendiri ato orang disekitar dia sampe bikin orang laen yg denger jadi kesel sama dia padahal masih banyak yg bisa dilakuin dr pd ngomel-ngomel ga jelas.
Jadi, sebaiknya, dr pada ngelakuin hal-hal yang kayak gitu, ngeluarin beribu kata buat menyingkir dari masalah yang ada, kenapa kita ga mundur selangkah, hening buat sesaat, ngerenungin diri sendiri dalam keadaan tenang, ga ada suara sama sekali kecuali suara hati dan pikiran kita sendiri?
Dengan begitu, semua yang ada bisa direnungin dan dihayati juga lebih dipahami/dimengerti, bukannya dihindari/dijauhi karna diri kita ngerasa ga siap dengan semua hal itu.
Some people say, "Silence is gold."
Tuesday, November 20, 2007
Life
Life is an option.
When you don't want to live anymore, you may just cut it off and being dead.
But when you want to face it, you may just face the challenge that waiting for you and when you find that the challenge just to hard for you, you may just runaway.
But when you runaway or don't want to live, you won't know what things that will found by you after you finish the challenge, either bad or good. But the sure thing is that you will have more experience.
Either the bad experience that will make you upset, desperate, despair, and don't want to face anything more,
or a good experience that will give you more confidence, power, bravery to face other challenge.
Some people say, "Experience is the best teacher".
When you don't want to live anymore, you may just cut it off and being dead.
But when you want to face it, you may just face the challenge that waiting for you and when you find that the challenge just to hard for you, you may just runaway.
But when you runaway or don't want to live, you won't know what things that will found by you after you finish the challenge, either bad or good. But the sure thing is that you will have more experience.
Either the bad experience that will make you upset, desperate, despair, and don't want to face anything more,
or a good experience that will give you more confidence, power, bravery to face other challenge.
Some people say, "Experience is the best teacher".
? - ?/?/200?
??.??
Saturday, November 10, 2007
i'm getting crazy
I don't really know what i'm thinking right now, doing all this typing things and stuff at this 3.09 am, i really don't know.
What i'm sure is that i'm getting crazy coz all things make me going crazy.
First of all, i felt and feel that i'm so dumb. And my sis writing isn't make me better, my so-called friend makes me even worse, and the worst is myself letting me myself feel dumb.
Second, i felt that i was, maybe i am, dying. All the heart's going to fall down or things, tummy's getting too fat, eating too much junk food, doing computer too long, abuse by so-called friend. Once, which is yesterday (9/11/07), i'm feeling bright and shiny (got it from Grey's Anatomy) and that's happening because i've a nice sleep and today turned out to be not so good because i was and am not having a nice sleep. It makes things worse that i won't get a better sleep soon. The worst is myself letting me myself feel that i am sick.
Third, i'm losing all my motivation to go to school. I don't mean that i usually like to go to school, study, doing homework, stuff. What i mean is that i don't really understand anymore, why must we go to school when there's nothing more that i think is useful from the teacher to teach to us. Is there no more reason than having a piece of certificate that says that you're already graduated. This is being the lowest motivation level ever that i've ever get since before. The worst is myself letting me myself feel that there's actually nothing more that a piece of certificate.
7 - 11/11/07
3.27
What i'm sure is that i'm getting crazy coz all things make me going crazy.
First of all, i felt and feel that i'm so dumb. And my sis writing isn't make me better, my so-called friend makes me even worse, and the worst is myself letting me myself feel dumb.
Second, i felt that i was, maybe i am, dying. All the heart's going to fall down or things, tummy's getting too fat, eating too much junk food, doing computer too long, abuse by so-called friend. Once, which is yesterday (9/11/07), i'm feeling bright and shiny (got it from Grey's Anatomy) and that's happening because i've a nice sleep and today turned out to be not so good because i was and am not having a nice sleep. It makes things worse that i won't get a better sleep soon. The worst is myself letting me myself feel that i am sick.
Third, i'm losing all my motivation to go to school. I don't mean that i usually like to go to school, study, doing homework, stuff. What i mean is that i don't really understand anymore, why must we go to school when there's nothing more that i think is useful from the teacher to teach to us. Is there no more reason than having a piece of certificate that says that you're already graduated. This is being the lowest motivation level ever that i've ever get since before. The worst is myself letting me myself feel that there's actually nothing more that a piece of certificate.
7 - 11/11/07
3.27
Apa-apa
Disana, entah bagaimana, selalu ada apa-apa. Tidak ada yang tidak apa-apa, bahkan ketika kamu berkata tak apa-apa.
Apa yang salah dengan apa-apa? Kenapa semua orang khawatir pada sesuatu yang biasa yang disebut apa-apa? Tidakkah wajar memiliki apa-apa untuk dikhawatirkan? Bukankah semua orang memilikinya? Kenapa orang bertanya kepada lainnya apakah ada apa-apa? Tidakkah dia tidak tahu bahwa semua orang pasti mengalami apa-apa?
Mereka bilang, kita adalah makhluk sempurna. Sempurna bukan berarti tidak ada apa-apa. Bukan siapa-siapa bukan berarti tidak ada apa-apa. Disana selalu ada apa-apa. Sebab semua orang selalu bertanya-tanya, apa-apa apa yang dapat mereka apakan. Dan menjadi sempurna berarti disana makin banyak yang harus dilalui untuk melewati terpaan harapan dari orang disekitar. Dan menjadi bukan siapa-siapa berarti makin banyak yang harus dilalui untuk menjadi siapa-siapa. Dan entah menjadi sempurna atau menjadi bukan siapa-siapa, dia harus siap dibedakan, mereka harus siap untuk melewati semua hal yang akan datang, sebab semua yang datang tidak akan berakhir hingga waktumu habis atau dirimu menyerah dan kalah karena apa-apa yang ternyata dimiliki setiap orang.
7 - 11/11/07
2.54
Apa yang salah dengan apa-apa? Kenapa semua orang khawatir pada sesuatu yang biasa yang disebut apa-apa? Tidakkah wajar memiliki apa-apa untuk dikhawatirkan? Bukankah semua orang memilikinya? Kenapa orang bertanya kepada lainnya apakah ada apa-apa? Tidakkah dia tidak tahu bahwa semua orang pasti mengalami apa-apa?
Mereka bilang, kita adalah makhluk sempurna. Sempurna bukan berarti tidak ada apa-apa. Bukan siapa-siapa bukan berarti tidak ada apa-apa. Disana selalu ada apa-apa. Sebab semua orang selalu bertanya-tanya, apa-apa apa yang dapat mereka apakan. Dan menjadi sempurna berarti disana makin banyak yang harus dilalui untuk melewati terpaan harapan dari orang disekitar. Dan menjadi bukan siapa-siapa berarti makin banyak yang harus dilalui untuk menjadi siapa-siapa. Dan entah menjadi sempurna atau menjadi bukan siapa-siapa, dia harus siap dibedakan, mereka harus siap untuk melewati semua hal yang akan datang, sebab semua yang datang tidak akan berakhir hingga waktumu habis atau dirimu menyerah dan kalah karena apa-apa yang ternyata dimiliki setiap orang.
7 - 11/11/07
2.54
Subscribe to:
Posts (Atom)