buku ini baru aja gw beli n gw baca. buat ukuran gw, buku ini termasuk salah satu buku terbagus.
kenapa?
- ceritanya tragis tapi ga mengasihani, konfliknya oke banget.
tentang Maharani yang sejak bokapnya sang jenderal masa pendudukan Belanda meninggal hidupnya ga jelas. mulai dari jadi pembantu di rumah sendiri, kehilangan adik angkatnya yang pegi ke Yogya, dipermaluin di depen orang yang ditaksir dia, ditahan di kamp tahanan pas pendudukan Jepang, dijadiin jugun ianfu, diiringi mimpi buruk tiap hari, ada orang jahat yang ngata-ngatain dan fitnah dia di depen orang banyak, dilemparin batu sama orang banyak, diperkosa sampe hamil.
selama semua hal mengerikan itu terjadi, si Rani ini bener-bener niat banget mempertahankan hidupnya. bener-bener berusaha bagaimanapun supaya dia bisa tetep bertahan hidup dengan bayangan bahwa someday it'll be better. ga ada even a slight dari pikiran dia yang ngarah ke bunuh diri yang jelas banget lebih gampang dilakuin daripada ngejalanin hidup yang dijalaninnya. sialnya, pas dikiranya semuanya udah bisa berlangsung cukup bahagia dan normal dengan adanya Arik (adik angkat yang turned out to be her only true love) yang cinta sama dia, another twist terjadi lagi, dia baru tau kalo kehamilan dia bukan dari Arik.
- settingnya oke banget (di zaman doeloe masa penjajahan Jepang).
yah.., selama gw sekolah, apalagi di sma ini, gw belajar banyak soal perang plus penjajahan yang terjadi di Indonesia tercinta dan sejarah-sejarah lainnya. tapi, of course, sejarah mentah yang dipelajarin di sekolah ga bisa ngasih gambaran sejelas apa yang digambarkan dalam suatu cerita di novel karena ketika semua bahan mentah itu dimasukin ke dalem cerita, semua itu terasa lebih personal n real n lebih mudah dimengerti.
Jakarta zaman doeloe yang masih disebut Batavia, Kali Ciliwung yang masih lumayan bersih, pohon-pohon yang masih ada dan digusur jadi perumahan gara-gara banyaknya orang yang pindah ke Jakarta, bintang yang masih bisa keliatan.... Semuanya lebih jelas, lebih terasa ketika hal itu digambarkan lebih dari sekedar sejarah di sekolah (yang isinya latar belakang pendudukan Jepang, tujuan pendudukan, kondisi rakyat, usaha rakyat, n hal-hal formal lainnya).
salah satu buku yang juga nyediain penggambaran kayak gitu yaitu The Wedding Officer - Anthony Cappela (ato Capella?). settingnya di zaman perang dunia II di Italia dan itu ngasih pemahaman lebih ketika gw belajar tentang PD II di sekolah. segalanya jadi lebih nyata. bukan sekedar sejarah di sekolah.
- masalah SARA diangkat, tokoh-tokohnya dicampur aduk.
well.., banyak orang yang mempermasalahkan SARA. in fact, apa sih yang mau dipermasalahin? perbedaan SARA emang ada. nyata. terjadi. ada di depen mata kita.
ga kayak buku-buku lain yang ga berani ngangkat masalah SARA, buku ini dengan jelas memperlihatkan perbedaan SARA yang ada. well.., itu emang terjadi, jadi apa yang salah dengan menuliskannya di buku? bukankah sesuatu yang nyata lebih mengena?
orang Eropa, Timur Asing, Jepang, Indonesia asli maupun keturunan; kulit coklat, kuning, putih; mata besar, mata sipit; badan pendek, tinggi, semuanya disebut dengan jelas di buku ini karena seperti halnya di zaman itu, semuanya ada dalam satu area, tak terpisahkan, saling berhubungan satu sama lain, saling mempengaruhi, tak bisa dihilangkan. gimana caranya seseorang bisa benar-benar mengerti sesuatu ketika satu aspeknya dihilangkan atas dasar hal itu lebih baik ga disebut karena takut menyinggung??
penghilangan masalah SARA dalam suatu cerita terkadang bener-bener agak mengesalkan karena nyatanya hal itu ada dan bersangkutan. dan di buku ini, SARA diuraikan dengan gamblang tanpa menghina satu sama lainnya. lagipula, kenapa ga menerima saja perbedaan yang ada dengan lapang daripada berusaha menghilangkannya secara cuma-cuma??
dalam suatu cerita, awal cerita dan akhir cerita itu penting banget. dan buku ini punya ending yang oke banget. well.., gw suka sih.. tapi ga suka dengan ending yang unique itu (semuanya sort of start over once again.. klo mo tau musti baca..).
well.., sebenernya sih tiap buku bikin gw mikir. tapi tentu aja, intensitas mikirnya beda. dan buku ini salah satu yang ngebuat gw mikir dari awal sampe akhir buku dengan cukup dalam. dan gw seneng ketika paling ngga ada yang bikin otak gw mikir. anyway, you need to get something from something you do. dan dengan baca buku ini, gw ngedapetin suatu kesan, pesan, pemikiran.