Sunday, February 1, 2009

perawan. ga perawan. cinta. ga cinta.

Kemaren, pas pelajaran religiositas, ngebahas tentang persiapan hidup berkeluarga.
Well, mulailah sang guru ngasih penjelasan tentang itu.
Dia cerita tentang hal-hal penting yang diperlukan dalam membentuk suatu keluraga. Suami harus memiliki sifat-sifat kebapakan (terutama tanggung jawab), istri harus memiliki sifat keibuan (terutama teliti dan sabar), dan siap dalam hal material (yang terpenting punya pekerjaan atau keterampilan, ada atau ga ada uang ga seberapa penting, yang penting dua hal itu dulu).
Ngedenger semua itu, oke-oke aja lah. Palingan agak janggal aja pas denger dia ngomong kalo ga punya rumah juga ga pa pa (dan yang penting punya pekerjaan dan keterampilan dulu); gw langsung mikir, kalo tinggalnya di tempet kos gimana, kan ga banget.Udah gitu, mulai ngebahas persiapan hidup berkeluarga berdasarkan 5 agama yang ada. Well, oke-oke aja lah. Orang simply teori yang ada di buku. Tapi, pas dy ngomong tentang keperawanan segala, gw agak kesel.
Entah gimana, dia sampe ke masalah hubungan seks sebelum nikah (pra-nikah). Hubungan seks pra-nikah sebaiknya ga dilakukan terlebih dahulu, apalagi buat yang cewek karena biasanya sisi yang dirugikan itu cewek. Well, emang bener.
Trus, dia ngasih contoh tentang cewek yang pas dah nikah ternyata udah ga perawan (entah dengan yang bikin ga perawan ato cowok lainnya), entar pas berkeluarga dan lagi masa-masa sulit (berantem, anak kurang ajar segala macem), hal-hal yang menyangkut ketidakperawanannya itu bakal diungkit-ungkit sama suami (Anaknya bandel, suami bilang, 'Ya mo gimana lagi, mamanya aja kayak gitu.').
Dia lanjut lagi, lagi, lagi (pengulangan dari yang sebelumnya dengan cara yang berbeda).
Intinya tuh, dia lebih banyak ngebahas cewek yang jadi korban dan sumber kesalahan (ditunjukkan pas dia ngomong, 'Cuma cewek yang bisa melarang/menahan agar hal tersebut tidak terjadi. Keputusan ada di tangan cewek.' -- kira-kira begitulah) serta minimalnya keterlibatan cowok dalam terjadinya hal tersebut.Denger itu semua, gw jadi kesel.
Dalam pikiran gw, hal semacam hubungan seks pra-nikah terjadi bukan cuma sekedar cewek ato cowok nya doank yang mau, tapi dua-duanya; kecuali kalo itu terjadi karena pemerkosaan. Jadi, kalo emang mau, sapa sih yang bisa menahan?? Dan kalo urusan pemerkosaan, buat gw, (berhubung kasus pemerkosaan lebih banyak terjadi pada cewek) kalo cowok udah mengerahkan (seluruh) tenaganya buat perkosa cewek, itu bakal susah banget buat si cewek untuk bisa bebas (berhubung tenaga cewek mayoritas ga melebihi yang dimiliki cowok).
Intinya, gw ga suka pas dia bilang kalo keputusan ada di tangan cewek.Trus yang tentang udah ga perawan lagi pas nikah (dia nyebutnya, 'Ketidakperawanan dalam pernikahan akan menjadi sumber dari segala malapetaka dalam keluarga' --kira-kira begitulah). Yang satu ini bener-bener ga gw suka.
Dalam pikiran gw, ketika seseorang udah memutuskan untuk menikah, paling tidak orang tersebut menyayangi pasangannya (kalau tidak sampai mencintai). Apalagi, pas kita ngebahas tentang religiositas, pernikahan itu berarti sesuatu yang dilandasi dengan perasaan cinta dan merupakan sesuatu yang dipersatukan oleh Tuhan.
Terkait hal itu, berarti ketika udah ga perawan, itu kan hal yang 'ya mo gimana lagi'. Dan menurut gw, hal perawan ato ga perawan bukanlah sesuatu yang harus diperdebatkan karena mustinya, after all, love does conquer all, doesn't it?
Pada saat seseorang menikah dengan pasangannya, bukankah itu berarti dirinya siap menerima pasangannya apa adanya? Bukankah ketika seseorang mencintai seseorang, itu berarti mereka siap menerima diri orang tersebut apa adanya?
Well, maybe it sounds cliche, but i do believe that it does happen.
Hal lainnya yang mendukung gw mikir kayak gitu adalah 'The Wedding Officer-Anthony Capella'. Di dalam cerita itu, ada scene dimana James Gould (pemeran utama cowok) ragu buat ngejar cintanya ketika tau kalo Livia Pertini (pemeran utama cewek) pernah do sex sama orang lain buat dapetin penicillin demi bapaknya yang lagi sakit.
Si James mau ngejar tapi ragu dan saat itu, dia nanya ke seorang officer yang jatuh cinta dan nikah sama pelacur, officer itu (kira-kira) bilang (begini), "Lebih baik mendapatkannya daripada tidak sama sekali. Untunglah dia melacur dan mampu bertahan hidup hingga akhirnya aku bertemu dengannya. Aku tak pernah menyesal atas apa yang kulakukan karena tak pernah bisa kubayangkan hidup tanpa dirinya."
Jadi, intinya, ketika seseorang mencintai seseorang, masa sih hal kayak keperawanan masih diperdebatkan?
Well, apa yang mau gw bilang yaitu bahwa
yang menjadi sumber segala malapetaka itu bukan ketidakperawanan, tapi tidak
adanya cinta dalam suatu pernikahan.

8 comments:

Anonymous said...

Dan menurut gw, hal perawan ato ga perawan bukanlah sesuatu yang harus diperdebatkan karena mustinya, after all, love does conquer all, doesn't it?

sayang sekali Vialli-ku
sebagian besar cowok2 zaman skg mikirnya gak begitu. (gw sekarang ini sih sepaham ama u) soalnya kenapa
cowok2 skg maunya mereka itu satu2nya buat cewenya
gengsinya doang yang tinggi
tapi kalo dia masih perjaka atau nggak
dia kagak peduli

dan pemahaman itu kayak virus, menyebar gitu..
dulu gw juga pernah kesebar, tapi stelah gw pikir2 gak juga ya
hahahahha
maksud gw
gak ada hubungannya kok virgin ama keruntuhan pernikahan,
kalo misalnya begitu, kok yang bule-bule gak begitu. pikiran orang sini masih memang terikat pada tradisi nenek moyang mereka, nenek moyang ngomong A ya A
kalo orang Barat nenek moyangnya ngomong A mereka kembangin dari A-Z
buktinya teoeri2 semuanya dari orang Barat.

arifcoy said...

well..menurut gue pribadi..perawan itu penting..kenapa ?
cewe yang bisa jaga kehormatannya jelas dapat point lebih di banding yang nggak bisa jaga "but"cewe yang perawan tapi bangkang en ga mau dibilangin untuk kebenaran ma ortu atau calon suami itu laen hal..hari gini ga gampang jaga virginitas so lo pikir aja..lo klo punya anak bangga mana yang bisa jaga virg atau yang gak..:)

Vialli said...

@arifcoy:
pnya anak bangga mana yg bisa jaga ato ga?

hmm..
buat gw sih (for i will educate them well), as long as they know wht they do, what they want, what they deserve, what the risks n consequences,
gw sih bakal tetep bangga sama anak gw bagaimanapun mereka (as i know that they will be one of the best)..
n kalo pun mereka nyesel sama ap yg mereka lakuin, gw bakal tetep ada buat mereka no matter what.

to think over about it, sex is somewhat human need.
just like eat, drink, sleep, socialize.
n about virginity, itu kan something out of the ethics made by human for human.
n as a human, we know what best for ourselves.

poin lebih buat cewe yg virgin?
buat gw sih engga.
sama halnya kayak bangsawan sama gelandangan. gelandangan blum tentu kehormatannya lebih rendah daripada bangsawan.
sama halnya kayak cowo dulu dianggep lebih tinggi derajat kehormatannya dibanding cewe padahal we're all humans.

^.^
=P

Anonymous said...

wanita yang ga perawan sama aja orang yang ga bisa jaga diri,...,
mending perek masih harus di bayar , lha nie di gratisin....

Anonymous said...

the prisoner :
love never see the virgin

Ghea said...

berdasarkan perasaan: perawan sangat penting buat aku, karena dengan bisa menjaga keperawanannya berarti dia bisa menjaga amanah (intinya bisa dipercaya tuk meminimalisir masalah yg terjadi akibat keraguan ) dan bisa menjaga aib keluarga. walaupun itu sudah pasti belum merupakan sebuah hasil akhir guna terbinanya keluarga yg utuh.

Namun fikiranku mengatakan! kadang sebagian lelaki menginginkan istrinya perawan sedangkan dia belum tentu perjaka (egois dikit). perawan ku pikir gak terlalu penting, yg penting bagaimana kita bisa saling mengisi dan saling melengkapi dalam mengalami bahtera rumahtangga. karena setelah berkeluarga kita juga akan lebih memperhatikan masalah masa depan anak ketimbang keperawanan (bagi bapak yg bertanggung jawab).
Namun sekarang bagaimana kita berani bertanggung jawab dan berani menanggung resiko dari setiap perbuatan yg sudah kita lakukan. baik dalm hubungan dg manusia maupun hubungan dengan Tuhan.


Hidup bukanlah suatu tujuan, melainkan perjalanan, nikmatilah.

Hidup adalah tantangan, hadapilah.

Hidup adalah anugerah, terimalah.
...
Hidup adalah pertandingan, menangkanlah.

Hidup adalah tugas, selesaikanlah.

Hidup adalah cita-cita, capailah.

Hidup adalah misteri, singkapkanlah.

Hidup adalah kesempatan, ambillah.

Hidup adalah lagu, nyanyikanlah.

Hidup adalah janji, penuhilah.

Hidup adalah keindahan, bersyukurlah.

Hidup adalah teka-teki, pecahkanlah.

Uang, kebahagiaan, kesuksesan, cinta, dan seks, hanyalah bagian-bagian KECIL dari hidup.

Catatan kecil Lintang's said...

Setuju banget !

Catatan kecil Lintang's said...

Setuju banget !